Resusitasi bayi baru lahir

Umumnya buku pelajaran dan buku acuan terfokus pada kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir. Padahal kita tahu bahwa lebih dari 500.000 ibu meninggal tiap tahunnya akibat komplikasi saat hamil dan melahirkan. Tidak sedikit pula bayi yang meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.

Sebagai pekerja kesehatan yang profesional, adalah tugas kita untuk menjamin kehidupan pasien dengan memberikan pelayanan yang berkualitas. Aspek vital pemberian pelayanan yang berkualitas adalah dengan mengantisipasi dan mengenali segala permasalahan.

Persiapan menghadapi kelahiran dengan berbagai resikonya adalah tanggung jawab bersama antara sang ibu, keluarganya, masyarakat dan petugas kesehatan. Adanya kerja sama untuk memberikan pelayanan dasar yang dalam waktu singkat sangatlah penting. Salah satu hal yang membutuhkan ketrampilan, pengetahuan akan resiko dan deteksi dini terhadap komplikasi adalah resusitasi pada bayi yang baru lahir.

Tujuannya adalah untuk mendukung usaha bayi yang baru lahir terhadap dunia barunya setelah keluar dari rahim. Itu adalah situasi darurat. Bayi yang baru lahir rentan terhadap banyak resiko. Bagaimanapun, berbagai hal dapat terjadi tanpa ada peringatan sebelumnya. Untuk alasan inilah, pekerja kesehatan yang profesional harus selalu waspada dan siap melakukan tindakan penyelamatan darurat. Jika terjadi anoksia, tindakan penyelamatan harus dilakukan dalam waktu 1 menit.

Beberapa saran untuk menghemat waktu yang sangat berharga saat resusitasi:
• harus menguasai urutan kerja.
• siap untuk segala situasi.
• selalu cek prioritas yang dibutuhkan untuk setiap kelahiran.

Program training petugas kesehatan harus diberikan secara rutin dan personal, dan dilatih sampai mahir cara penggunaan dan teknik penyelamatannya.Petugas kesehatan harus selalu waspada dengan kelahiran bayi yang bermasalah.

Ada banyak faktor resiko yang biasa terdapat dalam kandungan ibu seperti:
• Gawat janin, terindikasi melalui detak jantung bayi yang
abnormal.
• Komplikasi obstetrik, contoh eklampsi, tali pusat membum-
bung, distosia, pendarahan.
• Prematur.
• Malpresentasi.
• Mekonium.

Kelengkapan peralatan sangatlah diperlukan untuk tindakan penyelamatan. Baik di rumah sakit maupun klinik, pengaturan peralatan sangatlah penting supaya selalu siap digunakan. Di rumah sakit atau klinik, meja resusitasi harus tersedia sebagai peralatan utama. Meja ini dapat digunakan untuk menyimpan semua peralatan yang dibutuhkan.

Untuk rumah yang dipakai Resusitasi Bayi Baru lahir sebagai tempat bersalin, semua bidang datar dapat digunakan seperti meja, laci, dst. Perlengkapan dasar dapat digunakan untuk suatu kelahiran di rumah.

Memeriksa peralatan saat ibu mengalami pembukaan 5-7 cm merupakan suatu keharusan rutin. Peralatan yang wajib ada tidak hanya terbatas pada:
• Tempat berbaring yang datar
• sumber cahaya/lampu
• handuk
• alat resusitasi dengan kantung sendiri
• masker yang bersih, lembut untuk bayi yang baru lahir dan
bayi prematur (00 atau 0/1)
• selang penghisap dengan kateter yang sesuai ukurannya
• stetoskop
• sarung tangan
• klem (pengikat) tali pusat

Selalu ingat bahwa peralatan tersebut terbatas sebagai item untuk ventilasi saja. Item untuk intubasi juga harus disiapkan di meja resusitasi atau peralatan di rumah.
Pernafasan seringkali dimulai dengan perangsangan lem-but dan pembersihan saluran nafas. Terkadang, hanya dibutuhkan pemberian oksigen langsung pada bayi untuk menstimulasi pernafasan. Akan tetapi, tindakan ini tidak boleh dianggap sebagai tindakan penyelamatan. Itu hanyalah suatu cara untuk merangsang bayi untuk bernafas.
Ingatlah bahwa menjaga bayi tetap hangat sangat penting. Hipotermia bisamengakibatkan hipoksia dan berefek negatif pada sistem pernafasan bayi. Jumlah handuk yang tersedia juga harus selalu dijaga (2-3) di meja resusitasi untuk memastikan bahwa bayi bisa langsung dikeringkan dan handuk yang basah bisa langsung disingkirkan. Bila memungkinkan, bayi yang baru lahir dikeringkan dan dibungkus sampai ke kepala dengan handuk yang sudah dihangatkan sebelumnya tapi dada jangan dibungkus untuk menolong kemampuan ventilasinya.Ventilasi menggunakan masker wajah adalah cara paling efektif untuk menginfasi paru-paru. Bagi petugas kesehatan yang sudah berpengalaman, ventilasi tidak beresiko dan sangat efektif.

Beberapa poin untuk diingat:
• bungkus bayi yang baru lahir dengan handuk hangat, tapi
biarkan dada terbuka.
• letakkan kepala bayi pada posisi ekstensi.
• tempatkan handuk kecil di bawah bahu untuk menjaga te-
patnya posisi kepala.
• pasang masker di hidung dan mulut dengan tepat.
• untuk ventilasi normalnya adalah 40 respirasi per menit.
• hindari adanya tekanan pada jaringan lunak di bawah pipi
atau di mata.
Rekomendasi ini dapat membuat Anda memberikan respon
yang tepat dan cepat saat menolong suatu kelahiran.

0 komentar:

Posting Komentar

komentar membangun