TATA CARA PEMOTONGAN TALI PUSAT

Pemotongan tali pusat menurut standar asuhan persalinan normal pada
langkah ke 26 sampai dengan 28 berikut ini :
a. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali
pusat.
b. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2
cm dari klem pertama.
c. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
(JNPKR, Depkes RI, 2004).
Gambar 2.3. Pemotongan Tali Pusat
Sisa potongan tali pusat pada bayi inilah yang harus dirawat, karena jika
tidak dirawat maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi.

Fisiologi Lepasnya Tali Pusat

Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an
sampai dengan tahun 1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses
kebidanan sangat tinggi. Akan tetapi pada beberapa Negara berkembang masih
sering dijumpai terjadinya infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah
diperkenalkan. Selain infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat
fatal. Akan tetapi pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali
pusat dengan kuat dan pencegahan infeksi.
Peralatan yang digunakan dalam pemotongan tali pusat juga sangat
berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali pusat. Saat dipotong tali pusat
terlepas dari suply darah dari ibu. Tali pusat yang menempet pada pusat bayi lama
kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat
dipengaruhi oleh aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat
dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan
kotor. Sisa potongan tali pubaru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan
bersih.
Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan
sekitar. Pada bayi yang ditrawat di rumah sakit bakteri S aureus adalah bakteri
yang sering dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril.
Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada
tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti. Selain S aerus, bakteri E colli dan
B streptococci juga sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.
Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh
keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi
infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal
sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih
menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya
abdomen pada kulit (BCRCP, 2001).

Perawatan Tali Pusat

Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,
penyelenggaraan(Kamisa, 1997).
Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu
bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan
diikat atau dijepit.
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting,
pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali
pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis
kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat
dengan alkohol. sat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayiSelama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan
dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat.
Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Jangan khawatir, bayi Anda
tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu. Bagian yang harus
selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan
pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tenang
saja, bayi Anda tidak akan merasa sakit. Sisa air atau alkohol yang menempel
pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril atau
kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda dapat mengipas dengan
tangan atau meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali pusat harus
dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.
Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga
menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup (mungkin Anda ’ngeri’
melihat penampakannya), tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali
pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena
udara dengan leluasa. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, pilihlahyang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan).
Dan jangan kenakan celana atau jump-suit pada bayi Anda. Sampai tali pusatnya
puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila bayi Anda menggunakan popok
kain, jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah
membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas (Paisal,
2007).

Perawatan Tali Pusat Kering

Perawatan tali pusat kering adalah Tali pusat dibersihkan dan dirawat
serta dibalut kassa steril , tali pusat dijaga agar bersih dan kering tidak
terjadi infeksi sampai tali pusat kering dan lepas (Depkes RI, 1996 ).

Cara perawatan tali pusat kering adalah :
1) Siapkan alat-alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
3) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
4) Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
5) Setelah tali pusat terlepas / puput, pusat tetap diberi kasa steril.
Cara perawatan tali pusat kering adalah dengan membungkus tali pusat
dengan kasa dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. Jika tali pusat
berbau diberi gentian violet (Marjono, 2007 ).

Tali Pusat Basah Perawatan

Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan
meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya untuk
mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan, banyak zat yang berbeda
dan kebiasaan-kebiuasaan yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat
ini. Hanya dari beberapa penggunaannya yang telah dipelajari dengan baik. Zat-zat seperti triple dye, alkohol dan larutan chlorhexidine sepintas
lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan belum bekerja dengan
baik. Selain itu, ketika para ibu merawat bayi mereka di dalam kamar
mereka daripada di dalam ruang perawatan, tingkat infeksi tali pusat
terendah terjadi (Hasselquist, 2006:53). Cara perawatan tali pusat basah adalah :
1) Siapkan alat-alat
2) Selalu cuci tangan Anda sampai bersih sebelum mulai melakukan
perawatan tali pusat.
3) Kemudian, bersihkan tali pusat dengan alkohol.
4) Tutupi dengan kasa steril yang diberi alkohol dan menggantinya setiap
kali usai mandi, berkeringat, terkena kotor, dan basah.
5) Segera larikan ke dokter jika mencium bau tidak sedap dari tali pusat
bayi yang belum lepas.
(Solahuddin, 2006).

Lama waktu Terlepasnya Tali Pusat

Tali pusat orok berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5 – 5 cm
segera setelah dipotong. Penjepit tali tali pusat plastik digunakan pada tali pusat
untuk menghentikan perdarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketka tali pusat
sudah kering, biasanya sebelum ke luar dari rumah sakit atau dalam waktu dua
puluh empat jam hingga empat puluh delapan jam setelah lahir. Sisa tali pusat

yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering dan
biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang
baru lepas setelah 4 minggu. Umumnya orangtua baru agak takut-takut
menangani bayi baru lahirnya, karena keberadaan si umbilical stump ini. Meski
penampakannya sedikit ’mengkhawatirkan’, tetapi kenyataannya bayi Anda tidak
merasa sakit atau terganggu karenanya (Hasselquist, 2006:53).
Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan
memegang-megang atau bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput
setelah 4 minggu, atau adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan
daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang
keluar terus- menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi
tersebut menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh tali pusat (Paisal, 2007).
Lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,
normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari
(Paisal, 2007).

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat

Lepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa ha diantaranya adalah :
1. Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang
tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat
dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat
dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya (Ellen,
2006).
2. Cara perawatan Tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang
dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas)
daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol (Paisal, 2007).
3. Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan
apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat
puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi (Paisal, 2007).
4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, Spora C. tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...
13 Mei 2011 pukul 18.16

mohon disertakan daftar pustakanya... trimakasih

Posting Komentar

komentar membangun